Logo

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
Sumatera Barat.

Jl. Prof. DR. Hamka Komplek Perguruan Tinggi Air Tawar, Kota Padang.
lpmp.sumbar@kemdikbud.go.id

Lihat di Google Maps

Diagnostik Kesulitan Belajar Siswa bagi Guru SD: Teori dan Praktik

Gulir Ke Bawah

Padang - Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) sukses  menyelenggarakan seminar web (webinar) tentang Diagnostik Kesulitan Belajar Siswa bagi Guru SD: Teori dan Praktik.

Webinar yang dilaksanakan pada tanggal 24 September – 15 Oktober 2020 terdiri dari empat tahap rincian kegiatan yaitu opening season, latihan terbimbing, kunjungan ahli ke sekolah serta evaluasi dan penutup melalui platform zoom meeting room dan youtube live streaming. Kegiatan ini diikuti oleh 1.490 orang guru, mahasiswa dan umum yang telah teregistrasi serta peserta yang aktif yakni menyelesaikan dan mengirimkan tugas melalui google drive/ google classroom berjumlah 453 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini moderatori oleh Nurmaida Pane, M.Pd., dan Miftahul Fikri, M.Pd. pada pelaksanaan opening season yang dimulai pada pukul 08.00 s/d 13.00 WIB serta Wiwin Andriani, M.Pd. pada pelaksanaan closing season pada pukul 08.00 s/d 12.00 WIB.

 

 

Lebih lanjut, pembahasan materi disampaikan oleh lima orang diantaranya; (1) Ideswal, M.Pd. dari SDN 26 Payakumbuh, yang membahas tentang peran kepala sekolah dalam membantu kesulitan belajar siswa; (2) Fitra Murni, S.Pd.I. dari SDN 09 Pangkalan, kab. Limapuluh Kota, yang membahas tentang permasalahan guru dalam diagnostik kesulitan belajar; (3) Drs. Asmidir Ilyas, M.Pd., Kons. dari BK FIP UNP yang membahas tentang eksistensi diagnostik kesulitan belajar dalam meningkatkan mutu pendidikan; (4) Indah Sukmawati, M.Pd., Kons. dari BK FIP UNP yang membahas tentang rencana kegiatan lanjutan diagnostik kesulitan belajar dan; (5) Dr. Afdal, M.Pd., Kons. dari BK FIP UNP yang membahas tentang penyusunan program diagnostik kesulitan belajar.

Berikutnya, Ideswal, M.Pd. dalam paparannya menjelaskan bahwa terdapat 7 peran utama yang mesti dimiliki oleh kepala sekolah yaitu sebagai (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor; (5) leader; (6) kewirausahaan (innovator) dan; (7) pencipta iklim kerja (motivator). 

Fitra Murni, S.Pd.I. dalam paparannya menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi guru ketika menangani permasalahan belajar yang dialami siswa yaitu (1) dalam mengadakan pelajaran tambahan, masih ada beberapa siswa yang tidak mau hadir untuk mengikuti kegiatan tersebut; (2) pada umumnya guru masih memberikan solusi secara umum kepada siswa tanpa memperhatikan jenis maupun faktor dari kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing siswa tersebut, dimana setiap siswa memiliki kesulitan belajar yang berbeda-beda; (3) metode yang digunakan guru masih kurang bervariasi dan; (4) alat peraga yang kurang lengkap.

Drs. Asmidir Ilyas, M.Pd., Kons. dalam paparannya menjelaskan bahwa prosedur meningkatkan mutu pembelajaran dimulai dari (1) merencanakan pembelajaran; (2) mengorganisasikan/melaksanakan rencana; (3) melakukan evaluasi; (4) menganalisis hasil evaluasi (diagnosis); (5) menindaklanjuti hasil evaluasi (remedial atau pengayaan).

Indah Sukmawati, M.Pd., Kons. dalam paparannya menjelaskan bahwa prosedur diagnostik kesulitan belajar dimulai dari, apakah siswa datang sendiri atau dicari, kemudian diidentifikasi permasalahan yang dialami siswa melalui informasi data yang ada/dicari, lalu diperhatikan identifikasi faktor penyebab timbulnya masalah, kemudian membuat prognosis (rencana bantuan) dan pelaksanaan bantuan (remedial/referral) serta melakukan evaluasi/tindak lanjut.

Dr. Afdal, M.Pd., Kons. dalam paparannya menjelaskan bahwa program konseling pada tingkat sekolah dasar (SD) dipandang komprehensif, kolaboratif, dan berbasis perkembangan yang dirancang untuk memenuhi perkembangan individu, dan kebutuhan sosial semua anak. Program konseling sekolah dasar berfokus pada beberapa aspek yaitu; (1) aspek fisik; (2) aspek moral; (3) aspek agama; (4) aspek sosial (egosentris/sosiosentris); (5) aspek kognitif; (6) aspek karir dan kepedulian sosial dan: (7) aspek pribadi/emosional.  

 

 

Selanjutnya, pada closing season, terdapat penjelasan practical experiences oleh dua orang guru yaitu (1) Kartika Sari Indah Rahayu, S.Pd. adalah guru di MTs.N 1 Maluku Tenggara. Beliau menjelaskan bahwa belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu, diperlukan persyaratan yang memadai yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif; (2) Lian Destian, S.Pd. adalah guru di SDN 01 Penawar, kab. Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Beliau menjelaskan bahwa kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan belajar siswa sehingga segala bentuk kesulitan belajar yang dialami dapat terentaskan dengan baik dan kegiatan belajar mengajar menjadi lancar serta dapat lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Berdasarkan apa yang telah dipaparkan maka dapat dinyatakan bahwa diagnosis kesulitan belajar memerlukan perencanaan yang matang, membutuhkan waktu dan tenaga. Oleh karena itu, diagnosis kesulitan belajar siswa hendaknya menjadi bagian dari program kerja lembaga pendidikan. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik niscaya kesulitan dalam belajar siswa dapat dicegah dan diatasi.

Seminar ini juga disambut baik oleh para peserta yang terdiri dari guru, mahasiswa dan umum dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia. Hal tersebut dapat diketahui dari pemahaman peserta terhadap pelaksanaan webinar diagnostik kesulitan belajar (DKB) berupa laporan/temuan kasus di lapangan dan dibuat dalam bentuk produk melalui latihan terbimbing.

 

 

 

 

Social Media Link :